JH Hutasoit

Konsistensi Salah Satu Perintis Pendidikan Peternakan Indonesia

HA IPB – Jannes Humuntal Hutasoit atau yang lebih dikenal dengan JH Hutasoit lahir di Tapanuli Utara, Sumatera Utara, pada tanggal 16 September 1925 sebagai anak pertama dari sembilan bersaudara. Masa kecilnya dihabiskan di Siborong-borong. Beliau menyelesaikan HIS di Tapanuli pada tahun 1938, kemudian melanjutkan ke MULO, Tarutung pada tahun 1942. Pendidikan SMA ditempuh beliau di Bogor dan selesai pada tahun 1947.

Setelah lulus SMA, JH Hutasoit melanjutkan pendidikan tinggi pada Fakultas Kedokteran Hewan dan Peternakan Universitas Indonesia (UI) dan menyelesaikan pendidikan pada tahun 1954. Pada tahun 1956-1957, JH Hutasoit mengenyam pendidikan pascasarjana pada University of Florida, Gainsville, Amerika Serikat dalam bidang Animal Nutrition. Pendidikan Doktor diselesaikannya pada tahun 1959 di Bogor.

Karir sebagai pendidik dimulai Prof Dr drh JH Hutasoit sejak tahun 1952 sebagai asisten ahli. Pada tahun 1953 sebagai asisten ahli dan berturut-turut lektor muda, lektor dan lektor kepala dicapai pada tahun 1956, 1957 dan 1960. Sejak tahun 1961, Prof Dr drh JH Hutasoit menjadi guru besar di Fakultas Kedokteran Hewan, Peternakan dan Perikanan Laut (FKHPPL-UI). Sejak 1973, beliau mencapai jenjang kepangkatan pegawai negeri tertinggi (IV/e).

Karir manajemen beliau dimulai dengan menjadi Kepala Bagian Ilmu Makanan Ternak di FKHPPL UI. Pada tahun 1961-1963, beliau menjabat sebagai Sekretaris FKHPPL. Bersama dengan Dr Didi Admadilaga, Prof Dr Moh Mansjoer, Drs Suratno, MSc., Ir Gunawan Satari dan Ir Ahmadi Suharja, Prof Dr drh JH Hutasoit menjadi panitia persiapan Kurikulum Fakultas Peternakan di Indonesia berdasarkan Surat Rektor UI, 10 Juli 1962, No. 743/03. Beliau merupakan salah satu pelopor pendirian Fakultas Peternakan Institut Pertanian (IPB) dan menjabat sebagai Dekan Fakultas Peternakan IPB Pertama periode 1963-1967. Pada tahun 1966, Prof Dr drh Hutasoit dipercayakan sebagai Ketua Presidium IPB, kemudian beliau menjabat Rektor IPB pada tahun 1967-1971.

Sejalan dengan karir manajemen, aktivitas dalam organisasi juga aktif dilakukan baik sebagai anggota ataupun ketua seperti Ketua Lembaga Afiliasi IPB (1963-1965), Ketua Konsorsium Ilmu Pertanian Indonesia (1968-1971), anggota Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) sejak 1954, anggota kehormatan ISPI sejak 1968, anggota Perhimpunan Ekonomi Pertanian Indonesia sejak 1969. Beliau juga memimpin Kesatuan Aksi Sarjana Indonesia (KASI) Cabang Bogor pada masa perjuangan awal orde baru (1966).

Karir politik juga dimulai menjadi anggota DPRD Bogor (1966-1968), kemudian menjadi anggota MPRS (1968-1969), anggota MPR (1977-1982), dan anggota MPR (1983-1993). Beliau menjadi fungsionaris Golkar pada 1988.

Atas prestasi dalam bidang akademik, manajemen, organisasi dan politik, pada 1971-1982 beliau diangkat menjadi Direktur Jenderal Peternakan. Kemudian 1983-1988 sebagai Menteri Muda Urusan Peningkatan Produksi Peternakan dan Perikanan Kabinet Pembangunan IV.

Dalam sejarah karirnya, seperti ditulis fapet.ipb.ac.id, beliau berhasil mengembangkan Ilmu Makanan Ternak menjadi salah satu mata kuliah utama di Fakultas Peternakan se-Indonesia. Beliau juga mengembangkan sumberdaya manusia dalam bidang peternakan dan memberikan dasar-dasar pengembangan Lembaga Penelitian Peternakan di Indonesia. Beliau memprakarsai pengembangan pendidikan bidang peternakan di Indonesia.

Sebagai seorang pejabat rektor, beliau sangat akrab dengan pegawai, dekat dengan mahasiswa, mengerti dan berpihak pada perjuangan mahasiswa yang waktu itu diwadahi KAMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia). Salah satu tugas beliau sebagai rektor yaitu menentukan dan menormalisasi kampus dalam kegiatan belajar-mengajar. Dalam keadaan kurang stabil pada saat itu, kedekatan beliau kepada mahasiswa dan wibawa yang dimiliki mampu meredakan pergolakan mahasiswa dan menormalisasi kehidupan kampus dalam waktu  singkat sehingga proses belajar mengajar berjalan kembali.

Penghargaan yang pernah diraih beliau antara lain Satya Lencana Karya Satya Kelas I pada tahun 1983 dan Bintang Mahaputra Adipradana (1987). Berbagai karya monumental beliau dalam bidang peternakan seperti mengatasi deficit produksi daging dengan menghentikan ekspor ternak sapi dan kerbau, memacu pertumbuhan perunggasan nasional, restrukturisasi usaha ternak ayam pedaging dan petelur yang dikuatkan dengan Kepres No 50 tahun 1981. Memimpin Koordinasi Pembinaan dan Pengembangan Persusuan Nasional sesuai SKB (Surat Keputusan Bersama 3 Menteri) yaitu Menteri Pertanian, Perindustrian dan Menteri Perdagangan dan Koperasi) yang mewajibkan penyerapan susu produk dalam negeri oleh industri pengolahan susu. Meredam dan menanggulangi berbagai wabah penyakit ternak seperti penyakit mulut dan kuku, antraks, dan rabies. Melansir proyek aneka ternak untuk mengatasi daerah rawan gizi (1983).

Di kalangan kolega, Prof Dr drh JH Hutasoit dikenal sebagai pribadi yang paripurna, sebagai orang tua, guru dan pemimpin, sebagai teknokrat, ilmuwan, cendekiawan, birokrat, pejabat, seniman dan pekerja keras.

Guna memberikan penghargaan atas jasa dan pengabdiannya yang besar atas pengembangan ilmu peternakan di Indonesia, nama mendiang Prof Dr drh Jansen Humuntal (JH) Hutasoit, salah satu pendiri dan dekan pertama Fakultas Peternakan (Fapet) IPB, diabadikan menjadi nama auditorium di Fakultas Peternakan IPB pada tahun 2007. [H-3]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *