Konsistensi Peternak Puyuh Memberdayakan Masyarakat

HA IPB – Puyuh merupakan mutiara terpendam khas Indonesia. Itulah ungkapan yang diibaratkan Slamet Wuryadi, seorang wirausahawan asal Jepara, Jawa Tengah. Slamet adalah alumni Institut Pertanian Bogor (IPB) angkatan 27. Sejak 2002, dia menjalankan usaha peternakan telur puyuh dan mengembangkan agribisnis terpadu, hortikultura serta perikanan.

Menurut Slamet, usaha puyuh memiliki andil sebagai pendukung kebutuhan pangan hewani nasional. Indonesia harus jadi negara yang merdeka, mandiri pangannya, berdaulat dan berketahanan.

“Bagaimana caranya? Kita harus istiqamah di dunia pangan,” tutur Slamet yang bergelar akademik Magister Agroteknologi dari IPB di pondok wirausahanya, Pelabuhan Ratu, Sukabumi, Jawa Barat, belum lama ini.

Ketua Umum Asosiasi Peternak Puyuh Indonesia (APPI) ini mengungkapkan, banyak peluang untuk peternak puyuh di tanah air. Terbukanya peluang tersebut karena sejak tahun 1979 sudah tidak ada impor puyuh ke Indonesia.

Dedikasi Slamet terhadap usaha telur puyuh selama ini telah mendapatkan hak paten pelestari plasma nutfah puyuh lokal (strain Coturnix Japonica) yang sudah disepakati sebagai unggas lokal Indonesia. Selain itu penghargaan membanggakan juga diperolehnya dari pemerintah sebagai Pelopor Ketahanan Pangan Nasional yaitu Adhikarya Pangan Nusantara.

Menurut Slamet, usaha telur puyuh memiliki sejumlah keunggulan. Pertama, belum pernah dijual di bawah modal. Kedua, masih banyak peluang pasar karena permintaannya lebih dari stok tersedia. Ketiga, produknya selalu dibayar tunai. Lalu keempat, pemberdayaan petani peternak Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), dan kelima, kotorannya dapat dimanfaatkan sebagai pupuk dan bisa diolah menjadi biogas.

Slamet menjelaskan permintaan puyuh masih cukup tinggi. Misalnya, permintaan untuk Provinsi Jawa Barat, DKI Jakarta, dan Banten mencapai 16,5 juta butir/minggu. “Kami saat ini baru bisa memasok sebanyak 3,5 juta butir, sehingga masih kurang 13 juta butir/minggu,” katanya seperti ditulis alumniipbpedia.

Keunggulan lain dari puyuh yaitu sangat minim waktu kerja. Tiap satu operator pegawai bisa mengerjakan 5.000 ekor dalam waktu 4 jam/hari dan hanya membutuhkan lahan 12×10 meter. Kelebihan ternak puyuh adalah zero waste (bebas sampah).

Slamet mengingatkan, ada beberapa syarat lokasi kandang puyuh yang baik. Diantaranya, terletak jauh dari lokasi peternakan ayam, akses transportasi mudah, tersedia air bersih, sirkulasi udara lancer, sinar matahari cukup dan tidak lembab, serta aman dan mudah pengawasan pemilik.

Slamet mengingatkan, dalam budidaya puyuh pemberian jenis pakan dan air minum harus mendapat perhatian. Dia juga menyayangkan black campaign isu kandungan kolesterol telur puyuh yang tinggi mencapai 3.540. Padahal tidak benar. Hasil penelitian UGM, kandungan kolesterolnya hanya 252 mg. Data Balitnak Kementerian Pertanian hanya 213 ml/100 gram.

Slamet mengungkapkan, ada lima kiat sukses yang menjadi prinsip dalam usahanya yakni, laku, untung, jujur, berpihak pada konsumen serta dapat pesan ulang.

Dia melakoni juga pemberdayaan masyarakat dengan membina 440 perempuan kepala rumah tangga, 13.300 guru madrasah dan 160 ibu-ibu purna TKI. Slamet telah memiliki pesantren yang dibiayai dari hasil usahanya.Selain itu, banyak masyarakat dari luar daerah yang belajar secara gratis di pondok wirausahanya untuk dikembangkan di daerahnya masing-masing.

Penerima penghargaan instruktur termuda ini mengungkapkan apa yang dilakukan selama ini merupakan bagian dari sedekah amal dan ilmu agar tumbuh pelaku wirausaha baru demi meningkatkan taraf hidup masyarakat. [H-3]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *