Clara Meliyanti Kusharto

Sang Inovator di Bidang Gizi Masyarakat

HA IPB – Guru Besar Gizi Masyarakat IPB University, Prof. Dr. Drh. Clara Meliyanti Kusharto, M.Sc aktif dalam melakukan inovasi dalam bidang pangan bergizi untuk kebutuhan masyarakat. Lulusan Fakultas Kedokteran Hewan IPB University pada 1979 ini meneliti dengan fokus gizi untuk lansia (elderly nitrition) dan pengembangan produk pangan untuk intervensi gizi. Wanita kelahiran 19 Juli 1951 ini diantaranya telah melahirkan karya inovasi pembuatan tepung daging ikan lele dan suplemen ikan patin.

Prof Clara bersama tiga rekannya melakukan inovasi pembuatan Clarias pada 2011 lalu, yakni biskuit dari tepung kepala dan daging ikan lele. Tepung daging lele dinyatakan kaya akan protein sementara tepung kepalanya kaya dengan kalsium.

Latar belakang Prof. Clara dan ketiga rekannya di IPB University menciptakan Clarias adalah untuk membantu upaya pemerintah dalam memperbaiki gizi masyarakat. Mereka pun mengemasnya dalam bentuk biskuit, karena merupakan salah satu jenis makanan yang disukai berbagai kalangan dan usia, terutama anak-anak.

Menurut wanita yang mengambil gelar MSc Applied Nutrition dan PhD (Human Nutrition) di University of Phillipines pada 1893 dan 1993 ini, pemilihan materi ikan lokal seperti ikan lele, juga bukan tanpa alasan. Lele dinilai sebagai materi yang belum banyak dimanfaatkan untuk bahan baku pembuatan makanan alternatif dan memungkinkan pembuatan biskuit. Inovasi ini mendapatkan penghargaan Business Innovation Center Kementerian Riset dan Teknologi.

Dalam orasi ilmiahnya di pengukuhan Guru Besar Tetap Fakultas Ekologi Manusia dalam Dies Natalis IPB ke-48 tahun 2011, profesor mempresentasikan materi berjudul “Gizi dan Kesehatan Masyarakat: Tantangan dan Intervensi Gizi Menghadapi Krisis Pangan Global”. Dalam orasi ini, dia mengungkapkan tentang tantangan yang dihadapi untuk menangani masalah pangan, gizi, dan kesehatan di Indonesia adalah kemiskinan, kelaparan, defisiensi gizi, kelebihan gizi, dan masih rendahnya kualitas SDM.

Dari orasi ini dia memberikan masukan antara lain program intervensi gizi berbasis pangan, sosial/komunitas, serta edukasi. Dan dalam menghadapi tantangan krisis pangan global dan penanganan masalah pangan, gizi, dan kesehatan diperlukan integrasu, koordinasi dan komuikasi lebih baik.

Prof. Clara bersama mahasiswa bimbingannya juga berhasil menciptakan suplemen minyak ikan patin yang dirilis tahun 2017. Berbeda dengan suplemen pada umumnya yang menggunakan ikan perairan laut dalam sebagai bahan baku, produk yang mereka ciptakan berasal dari ekstrak ikan berkumis, atau yang lazim dikenal sebagai ikan lele atau ikan patin.

Inovasi ini dinilai sangat bermanfaat untuk membantu mengurangi aktivitas impor suplemen minyak ikan dari negara lain. Sebab, dengan bahan baku yang sudah banyak, harga yang ditawarkan akan lebih terjangkau sehingga dapat dinikmati semua lapisan. Tidak hanya itu, inovasi ini juga mampu meningkatkan nilai ekonomi ikan patin. Produk tersebut berupa softgell di dalam kapsul dengan umur simpan panjang dan berguna memenuhi kebutuhan protein, vitamin, lemak sehat, serta asam lemak omega-3 dan omega-6.

Berbagai penemuan yang telah dilakukan profesor kelahiran Jakarta ini antara lain; Proses Pembuatan Tepung Pury dari Limbah Pupae-Mulberry tahun 2018; Kapsul Lunak (soft gel) Minyak Ikan Lele sebagai Suplemen Kesehatan tahun 2016. Penemuan lain pengajar yang fokus pada bidang Gizi Terapan ini adalah; Biskuit Bergizi Berbasis Tepung Ikan tahun 2016; dan Tepung Pupae-Mulberry (Bombyx mori) dan Proses Pembuatannya tahun 2010.

Dari berbagai penemuan dan penelitian, profesor Clara telah diberikan berbagai penghargaan. Yang antara lain; Silver Award dalam Kompetisi International Invention & Innovative Competition (InIIC Series  1. Dari Lengkawi Malaysia), tahun 2018; Silver Award dalam Kompetisi International Invention & Innovative Competition (InIIC Series 2,) dari Selangor Malaysia tahun 2019; dan  Inovasi Indonesia Paling Prospektif:  Softgel Minyak Ikan Lele (Clarias gariepinus) Suplemen Kesehatan bagi Lansia dari Business Inovation Center dari Kementerian Riset dan Teknologi RI tahun 2016.

Disamping itu, seperti diulas alumniipbpedia, beliau juga merupakan Inovator Terpilih dalam National Innovator Competition (NIC) “ Tangerang Selatan Global Innovation Forum (TGIF) dari Business Inovation Center-Kementerian Riset dan Teknologi RI tahun 2016; serta mendapat Satya Lancana Karya Satya 10;  20 dan  30 tahun dari Presiden RI tahun  2002; 2006 dan 2016. Penghargaan lainnya diantaranya;  Inovasi Indonesia Paling Prospektif: Glukosamin dari kulit pupa ulat sutera dari  Business Inovation Center-Kementerian Riset dan Teknologi RI tahun 2014 dan Inovasi Indonesia Paling Prospektif: Kerupuk dengan substitusi daun kelor. Inventor: Clara M.K, Ai Kustiani, Ibnu Malkan, Rahayu Kania, Ratia Yulizawaty, Novi Lutfhiana dari Business Inovation Center-Kementerian Riset dan Teknologi RI tahun 2012.[H-5]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *