Rizal Arif Windriatmoko

Anak Kampung Sukses Bangun Desa

HA IPB – Menjadi sukses bukan karena berada di lingkungan bergedung tinggi atau kantor-kantor mewah, tapi kemampuan mengambil peran membangun kesejahteraan bersama. Sekalipun itu hanya di desa atau pelosok yang jauh dari perkotaan.

Begitulah kira-kira peran Rizal Arif Windriatmoko. Lelaki kelahiran Magelang, 7 April 1999 ini  menjadi energi baru di kampungnya. Selagi aktif di kampus, dia juga ikut aksi peduli anak autis dengan membentuk Komunitas Peduli Autis Bogor (KPAB). Alumni Departemen Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan Manajemen (FEM) IPB University itu kini menjabat sebagai Direktur Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) Wringinputih Borobudur, Magelang, Jawa Tengah.

Usai lulus tahun 2016, Rizal memutuskan kembali ke kampung halamannya di Magelang, Jawa Tengah, dan mulai merintis usaha bimbingan belajar Borobudur Smart. Dorongan untuk memajukan pertanian dan pedesaan semasa ia kuliah menjadi alasannya mengabdi di desa.

Selama menjadi Direktur Bumdes, Rizal membangkitkan perekonomian Desa Wringinputih melalui berbagai unit usaha yang dikelola Bumdes. Dengan inovasinya, dia mendirikan Balai Ekonomi Desa (Balkondes), kebun kelengkeng, tempat pengelolaan sampah dan pasar desa, dll.

Berjarak sekitar delapan kilometer di sisi utara Candi Borobudur di Kecamatan Borobudur, Magelang, masyarakat kini memiliki usaha home stay dan ikon baru sebagai destinasi wisata. Melalui Balkondes, Desa Wringinputih kini menawarkan lanskap desa yang alami; kuliner yang khas seperti nasi jagung, kluban (urap sayur), minum bandeg (nira kelapa); dan aktivitas wisata seperti paintball dan panahan.

Balkondes yang diinisiasi tahun 2017 merupakan hasil kolaborasi dengan PT Pertamina. “Balkondes ini berperan untuk melestarikan kearifan lokal desa Wringinputih. Balkondes ini juga menampilkan potensi kesenian, kebudayaan dan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) desa Wringinputih,” ujar Rizal seperti dilansir alumniipbpedia.

Dari langkah Balkondes bersama Pertamina Wringinputih ini, Rizal juga menggagas program Beasiswa Satu Rumah Satu Sarjana bagi para pemuda desa berbakat. Program tersebut guna memperluas lapangan pekerjaan dan meningkatkan taraf perekonomian warga setempat.

“Dampak yang terasa adalah meningkatkan pendapatan asli desa, penyerapan tenaga kerja asli Wringinputih, hingga berhasil mengintegrasikan UMKM dan potensi desa,” terang Rizal.

Ia melanjutkan, usaha Bumdes lainnya diintegrasikan untuk menggerakkan perekonomian desa sekaligus membantu menciptakan sumber daya manusia (SDM) unggul. “Ada pula program beasiswa perguruan tinggi bagi siswa asli Wringinputih yakni Satu Rumah Satu Sarjana. Hingga saat ini, sudah 15 siswa yang mendapatkan beasiswa tersebut demi menciptakan SDM unggul sebagai pilar kemajuan desa,” ujarnya.

Rizal menjelaskan, percepatan inovasi akan lambat apabila tidak ada kolaborasi dengan generasi muda. Harapannya anak yang mendapat beasiswa tersebut terdorong untuk ikut membangun desa.

Rizal dan Balkondes juga membangun Kebun Klengkeng yang luasnya setengah hektar itu dikelola Bumdes Wringinputih dengan menerapkan teknologi berbasis internet, yakni menyiram tanaman dengan siram otomatis berbasis internet of things (IOT).

Project tersebut, lanjutnya, merupakan bagian dari program Smart Village Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) bekerja sama dengan UNS Solo dan Bumdes Wringinputih. Dengan teknologi tersebut, meski tinggal di pelosok desa, tidak menghalangi upaya melakukan transformasi teknologi digital. Pendekatan teknologi digital mampu memberikan solusi terhadap masalah yang dihadapi masyarakat desa, salah satunya yaitu pertanian.

Melalui Balkondes, dia memulai pembangunan dengan melibatkan 60 warga desa dan setelah beroperasi di awal mampu menyerap 30 tenaga kerja dari anak Desa Wringinputih, Kecamatan Borobudur, Magelang. “Hasil wirausaha dan kegiatan Bumdes ini bisa disalurkan untuk bidang sosial dalam pembangunan desa ini. Jika saya diberikan kepercayaan lagi, tentu banyak yang akan saya lakukan demi meningkatnya pembangunan desa,” kata Rizal.

Tahun 2022, kompleks Balkondes kembali ditata ulang dengan menerapkan energi baru terbarukan yang ramah lingkungan melalui penel surya matahari. Pengeluaran untuk biaya listrik bisa lebih hemat sekitar Rp 1 jutaan per bulan. Energi listrik tenaga surya tersebut digunakan untuk tempat-tempat di area publik dan beberapa kelistrikan di resepsionis.

Pada tahun 2024 Arif terus meningkatkan pendapatan dan perbaikan pelayanan Balkondes bagi para wisatawan yang berkunjung ke desa. Dia juga menjadi owner dan founder bagi usahanya sendiri yang sudah dibangun yaitu Smart Furniture, rancangan furnite sederhana dan serba guna.

Namun, hal paling nyata yang dicapainya adalah pembangunan dan perbaikan infrastruktur Desa Wringinputih sampai dengan konservasi lingkungan yang membawa dampak positif sehingga desa tumbuh dalam cara yang lebih berkelanjutan. [AW-4] *

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *