Suryopratomo

Sang Dubes yang Mencintai Jurnalistik

HA IPB – Suryopratomo yang biasa disapa Tommy cukup lama merintis karir dalam dunia pers. Dilahirkan di Bandung, pada 12 Mei 1961 sebgai anak kedua dari lima bersaudara. Ayahnya, mendiang Soeharno Tjokroprawiro, bekas mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB), awalnya seorang guru sekolah menengah di Bandung, Jawa Barat, yang kemudian alih profesi menjadi seorang kontraktor. Ibunya, Siti Sofiah merupakan ibu rumah tangga.

Sejak kecil tak pernah bercita-cita menjadi seorang penulis, justru keinginannya menjadi pemain sepak bola profesional. Nasib berkata lain, usai menyelesaikan pendidikan menengah atas, Tommy diterima kuliah di Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor (IPB), sesuatu yang baru juga baginya. Di IPB, Tommy menemukan passion-nya, hal yang tak pernah terbayangkan baginya. Di Fakultas Peternakan, dia diajak mengelola majalah mahasiswa. Dengan sikap ogah-ogahan Tommy melakoninya yang kemudian berujung jatuh cintanya pada dunia jurnalisme.

Pada tahun 1983, seperti ditulis lama fapet.ipb.ac.id, predikat sarjana peternakan disandangnya lalu melanjutkan pendidikan magister hingga selesai pada 1986. Setelah lulus, Tommy berhadapan dengan pilihan, menjadi dosen dan kelak melanjutkan studi atau bekerja. Tommy memilih bekerja yang juga ditentang ayahnya, Tjokroprawiro. Sang ayah menghendaki Tommy melanjutkan studi hingga S-3. Tommy kemudian mengirimkan empat lamaran pekerjaan, dan hanya Kompas yang memanggilnya.

Tak pernah disangka jika akhirnya Tommy menjadi pemimpin redaksi Kompas, salah satu harian terkemuka di Indonesia. Usianya masih muda kala itu, baru 39 tahun. Jabatan itu pun tak pernah diangankan ketika bergabung dengan Kompas, tahun 1987. “Semata-mata karena ingin jadi penulis,” ujar Tommy.

Namun, karirnya melesat. Setelah empat tahun bergabung dengan Kompas, dia menjabat sebagai wakil kepala desk olahraga. Setahun kemudian Tommy dipindahkan ke desk ekonomi. Setelah dipromosikan menjadi redaktur pelaksana, pada 1 Februari 2000 Tommy menerima tongkat estafet dari Jakob Oetama sebagai pemimpin redaksi — suksesi yang baru pertama kali di Kompas setelah 35 tahun Jakob Oetama menjabat pemimpin redaksi.

Dan sejak akhir 1 April 2017, Tommy ditunjuk sebagai Presiden Direktur Metro TV. Sebelumnya, dia menjabat Deputi Presiden Direktur dan Direktur Pemberitaan.

Usaha yang besar membuatnya berhasil hingga dipercaya menjadi Duta Besar RI untuk Singapura. Melalui Keppres 91/P tahun 2020 tanggal 11 September 2020, Nomor 92/P dan 93/P tahun 2020 tanggal 14 September 2020 tentang Pengangkatan Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Republik Indonesia, Suryopratomo dilantik sebagai Dubes LBBP RI untuk Republik Singapura.

Kesuksesannya itu tak lepas dari prinsip hidupnya, dalam bekerja ia menanamkan dirinya senang dengan pekerjaan itu dan bekerja untuk keluarga. [H-3]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *