BOGOR – Dewan Pengurus Pusat Himpunan Alumni Institut Pertanian Bogor (DPP HA-IPB) akan menyelenggarakan Seminar Percepatan Penggunaan Bioetanol sebagai Energi Baru Terbarukan (EBT) dalam Rangka Ketahanan Energi Nasional. Kegiatan bertempat di Auditorium BSI Wisma Mandiri, Jakarta Pusat, pada Rabu (29/5/2024) pada pukul 08.00 – 13.00 WIB.
Ketua DPP HA IPB Walneg S Jas menjelaskan HA-IPB dan IPB University memberi perhatian (concern) dalam menggalakan EBT, terutama yang bersumber dari Bionergi (Agro Enegi) yang merupakan salah satu kompetensi utama dari IPB.
“Kegiatan ini bertujuan untuk mengeksplorasi potensi, tantangan, dan pengembangan bioetanol serta rekomendasi kebijakannya dalam memenuhi kebutuhan energi nasional,” ujar Walneg dalam keterangan tertulis, Minggu (26/5/2024).
Dudi S Hendrawan sebagai salah satu steering committee (SC) seminar tersebut menambahkan bahwa seminar itu merupakan bentuk kontribusi HA-IPB melalui Badan Otonom Alumni Bisnis Cendekia (ABC HA-IPB) akan menyelenggarakan Seminar Percepatan Penggunaan Bioetanol sebagai EBT dalam rangka Ketahan Energi Nasional yang didukung oleh Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM).
“Kami mengundang Alumni IPB serta stakeholder terkait agroenergi dari pemerintah, BUMN, swasta, dosen/peneliti, mahasiswa dan asosiasi serta pemerhati agroenergi untuk hadir pada acara,” Dudi yang juga Ketua Umum Yayasan Alumni Bisnis Cendekia (ABC) HA-IPB.
Guna memperdalam pembahasan dan rekomendasinya, sejumlah narasumber kompeten dihadirkan dalam seminar tersebut. Mulai dari Arifin Tasrif (Menteri ESDM), Dida Gardera (Deputi Kemenko Perekonomian), Arif Satria (Rektor IPB University), dan Walneg S Jas (Ketum DPP HA IPB). Kemudian Prof Eniya Listiani (Dirjen EBTKE Kementerian ESDM), Muhammad A Ghani (Dirut Holding PTPN), Nicke Widyawati (Dirut Pertamina), Prof Ernan Rustiadi (Wakil Rektor IPB University) dan Askolani (Dirjen Bea Cukai, Kemenkeu).
Sedangkan beberapa penanggap adalah Iskandar Panjaitan (Dirjen Fasilitasi Ekspor & Impor, Kemendag), Riva Siahaan (Dirut PT Pertamina Patra Niaga), Hanif Faisol (Dirjen Planologi KLHK), lalu Dr Meika Syahbana Rusli dan Prof Sudrajat (keduanya dari IPB University) dan Eko Cahyanto (Dirjen Ketahanan Perwilayahan dan Akses Industri Internasional, Kemenperin).
Seperti diketahui, produksi bioetanol nasional baru mencapai 40.000 kiloliter/tahun pada tahun 2022 lalu dari target sebesar 1,2 juta kilolieter/tahun di tahun 2030. Adapun upaya pengurangan impor bensin dengan bioetanol telah menjadi perhatian serius pemerintah. Salah satunya melalui Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 40 Tahun 2023 tentang Percepatan Swasembada Gula Nasional dan Penyediaan Bioetanol sebagai Bahan Bakar Nabati (Biofuel).
Sejauh ini, pemerintah tengah menghitung subsidi untuk BBM bioetanol dan tak menutup kemungkinan akan menggantikan pertalite. [H-3]