Pentingnya Menjaga Standar, Melindungi Berbagai Pihak
HA IPB – Menjaga dan meningkatkan standar, salah satunya SDM (sumber daya manusia), menjadi prinsip penting Alumnus Fateta IPB University, Arini Widyastuti. Prinsip itu pun membawa alumni Angkatan 33 (F33) ini dipercaya sebagai Kepala Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian, Badan Standardisasi Nasional (BSN) sejak Agustus 2022.
Di Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian, Arini mempunyai tugas penting dalam melaksanakan pengembangan sumber daya manusia standardisasi dan penilaian kesesuaian. “Pemberlakuan standar itu menerapkan pendekatan proses yang menggabungkan Plan-Do-Check-Act (PDCA) dengan pendekatan berbasis risiko dalam setiap klausul persyaratannya,” jelas Arini setelah dilantik bersama Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama lainnya di lingkungan BSN pada Senin (8/8/2022) di Auditorium Gedung Laboratorium BSN, Kawasan Puspiptek, Tangerang Selatan.
Sebelum menduduki posisi penting sebagai Kepala Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian BSN, perempuan kelahiran Blora, 26 Juni 1978 itu pernah menjabat sebagai Kasubdit Sistem Pemberlakuan Standar Wajib & Penilaian Kesesuaian, dan pernah menjadi Kepala Sub Bidang Sistem Evaluasi Akreditasi Sistem Manajemen, dan Kepala Subbidang Notifikasi BSN.
Lulus dari SMA Negeri 1 Bogor, ia diterima di Jurusan Teknologi Pangan dan Gizi Fakultas Teknologi Pertanian IPB University pada 1996. Lulus 2000, dia mengambil magister sains Keamanan Pangan di Universitas Wageningen, Belanda pada 2015 dan menyelesaikan pendidikannya pada 2017.
Ia memang termasuk sosok yang aktif. Berbagai seminar dan workshop yang berkaitan standardisasi nasional diikuti. Tak heran jika Arini, terpilih sebagai Pegawai Terbaik Pegawai Terbaik Tahun 2012 untuk Pejabat Eselon IV di lingkungan BSN. Arini dinilai mampu mengimplementasikan reformasi birokrasi di lingkungan BSN, berprestasi dari aspek performance dan budaya kerja seperti integritas, kejujuran, kecepatan, keterbukaan, serta teamwork; juga kedisiplinan, perilaku, serta kinerja individu secara tertulis.
Selain itu, ia juga sering terlibat dalam kegiatan workshop dan seminar sebagai pembicara. Mulai dari soal layanan pelatihan standardisasi, sistem manajemen mutu, bimbingan teknis Standar Nasional Indonesia (SNI), konferensi internasional hingga Refreshment Course for Assessor yang menjadikannya sebagai narasumber. Contohnya pada akhir Januari lalu, seperti ditulis alumniipbpedia, Arini mengisi materi presentasi berjudul Akreditasi Lembaga Pengembangan Kompetensi dalam kegiatan Training of Facilitator dan Sertifikasi Penguji Kompetensi Jabatan Fungsional Kepegawaian oleh Pusbangpeg ASN BKN.
Standar memiliki peran penting baik dalam setiap proses, sistem, dan manajemen sehingga dapat mendukung nilai jual. Standar juga digunakan untuk proteksi perlindungan konsumen saat nilai jual ditransaksikan. Tujuan utama standardisasi melindungi produsen, konsumen, tenaga kerja dan masyarakat dari aspek keamanan, keselamatan, kesehatan serta pelestarian fungsi lingkungan, pengaturan standardisasi secara nasional.
Ini dilakukan agar membangun sistem nasional yang mampu mendorong dan meningkatkan, menjamin mutu barang dan/atau jasa serta mampu memfasilitasi agar produk nasional dalam bisa diterima dalam transaksi pasar global. Karenanya tujuan standardisasi dan penilaian kesesuaian adalah jalan meningkatkan jaminan mutu, efisiensi produksi, daya saing nasional, persaingan usaha yang sehat dan transparan dalam perdagangan, kepastian usaha, dan kemampuan pelaku usaha, serta kemampuan inovasi teknologi. [H-4]