Wildan Mustofa

Petani Kopi dengan Visi Berkelanjutan

HA IPB – Lulus dalam bidang pertanian dan terjun langsung di pertanian dilakukan Ir. Wildan Mustofa, petani kopi sekaligus pendiri Java Frinsa Estate (CV Frinsa Agrolestari). Alumni jurusan Tanah (kini Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan), Fakultas Pertanian, IPB University, ini sukses memperkenalkan kopi nusantara ke kancah internasional.

Dia memulai kuliah di IPB pada tahun 1987 dan masuk jurusan Tanah karena bercita-cita ingin menjadi petani meneruskan profesi kedua orangtuanya. Setelah lulus dari IPB, Wildan mulai menggeluti bidang pertanian dengan bertanam tanaman hortikultura. Pria yang melanjutkan studi jenjang Master di jurusan Manajemen, Universitas Padjajaran (Unpad) ini pada 2012 mendirikan Java Frinsa Estate bersama istrinya, Atieq Mustikaningtyas.

Wildan Mustofa yang mengarahkan dan mengawasi kegiatan operasional (pertanian dan pengolahan) dan Atieq Mustikaningtyas yang mengelola sumber daya manusia dan keuangan. Java Frinsa Estate tumbuh, membimbing petani mitra, mengumpulkan, dan memproses kopi spesial di kawasan dataran tinggi Bandung, Jawa Barat – Indonesia.

CV Frinsa Agrolestari pertama kali dibangun atas dasar kekhawatiran pemilik terhadap kondisi tanah airnya yang sering terjadi longsor dan banjir meskipun berada di dataran tinggi. Praktik pertanian yang tidak bijaksana menjadi salah satu penyebab utamanya.

Kegelisahan yang berasal ketika Wildan di Majalengka dan Pangalengan, memulai usahanya dengan menanam sayuran dataran tinggi. Selama bertanam tanaman hortikultura terutama sayuran dataran tinggi, dia merasa telah terjadi kerusakan lahan di daerah pegunungan terutama di Pangalengan, Bandung.

Menurutnya, kerusakan lahan ini terjadi karena proses budidaya pertanian yang kurang tepat dan kurang benar. Salah satunya adalah petani sayuran atau hortikultura yang mulai merambah hutan. Perilaku petani yang mulai menggunduli hutan ini membuat rasa khawatir muncul pada diri Wildan.

Melihat permasalahan tersebut, Wildan Mustofa dan Atieq Mustikaningtyas mencari tanaman yang dapat membantu mengatasi permasalahan lingkungan tersebut, sekaligus memberikan hasil yang baik. Wildan memilih menjadi petani kopi dengan memulai budidaya kopi dari dasar. Bahkan ia sampai menjelajahi beberapa daerah penghasil kopi di nusantara. Kemudian Wildan menemukan beberapa varietas yang cocok dan potensial dibudidayakan.

Di atas  lahannya  yang berada pada ketinggian 1.000 hingga 1.500 meter di atas permukaan laut, ia mengembangkan beragam varietas kopi. Varietas tersebut diantaranya adalah Sigararutang, Gayo 1, Gayo 2, Kopyol, USDA , Andungsari 1, Komasti, Lini-S795 dan berbagai hibrida modern. Ilmu baru itu langsung ia terapkan di tiga kebun miliknya di Pangalengan dan Sindangkerta,  Bandung Barat.

Bahkan, ia menemukan varietas kopi sendiri yang ia namakan frinsa. Saat ini, varietas frinsa sudah dikenal di sejumlah kafe di tanah air. Begitulah kopi dipilih untuk dikembangkan oleh mereka dengan Java Frinsa Estate sebagai brandnya.

Hasilnya memuaskan. Panen kopi miliknya diganjar penghargaan juara 2 Cupping Contest-6 oleh Association of Indonesian Coffe Exporters and Industries 2014, Runner Up Coffe Coffe Auction S.I.A.L. Interfood 2015, peringkat 3 festival kopi se-Jawa Barat 2015, Runner Up Indonesian Potrait Country Selection SCAA, Atlanta 2016, juara 3 festival kopi di Bondowoso 2016 dan Gold Medal  Australia 2017.

Tidak hanya di dalam negeri, pasar kopi milik Wildan sudah mencapai Eropa, Jepang, dan Australia. Ekspor ini sudah ia mulai sejak 2015, namun masih bekerjasama dengan eksportir. Barulah tahun 2016 Wildan bisa melakukan ekspor secara mandiri. Kopi frinsa produksi  asal Sindangkerta  itu berhasil memenangkan beberapa kontes kopi dunia. Di antaranya  pada Specialty Coffee Association of America Expo 2016 di Atlanta, Georgia, Amerika Serikat, kopi asal Sindangkerta meraih juara 2 dan 15.

Pada 2017, kopi ini juga meraih medali emas pada kompetisi kopi internasional di Australia dan juga meraih medali perunggu pada International Coffee Awards di negara yang sama pada 2018. Itu belum termasuk sejumlah penghargaan nasional untuk kopi ini.

Alumni IPB ini sudah mampu mengkspor produksi kopi miliknya dan petani binaannya ke  Amerika Serikat, Australia, Selandia Baru dan sejumlah negara Eropa. Itu sebabnya bisnisnya di bawah bendera Java Frinsa Estate ini menargetkan meningkatkan produksinya pada 2019 sebesar 10 kontainer.

Dalam hasratnya mengembangkan kopi nusantara, Wildan pernah menjadi anggota dewan pengurus SCOPI periode tahun 2018-2021. Sustainable Coffee Platform of Indonesia (SCOPI) adalah organisasi non-profit yang berbadan hukum dalam bentuk perkumpulan untuk pelaku pasar dalam sektor kopi dan pemangku kepentingan yang peduli terhadap pengembangan dan keberlanjutan kopi di Indonesia.

Dia pun tak mau sukses sendirian. Supaya kualitas kopi yang dihasilkan oleh petani tinggi, Wildan melakukan pembinaan kepada petani secara intensif. Pembinaan ini diberikan dari hulu sampai hilir. Di antaranya dengan menyiapkan sarana seperti pembibitan, pupuk, lahan, teknik budidaya, dan pengolahan pascapanen. Sebagai pengusaha kopi, Wildan mengajak seluruh pegiat usaha kopi di nusantara supaya bersatu. Sebab dia ingin bisa memajukan kopi Indonesia dan mengembalikan kejayaan kopi nusantara.

Visi dan misinya mengembangkan bisnis kopi pun diikuti anaknya, Fikri Raihan, yang juga alumni IPB University. Fikri, Alumnus Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian, mengekspor kopi hijau ke pasar internasional lewat Java Frinsa Estate. Kopinya tembus pasar Australia hingga Norwegia. [H-4]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *