Pengintegrasi Dunia Pertanian dan Eduwisata
HA IPB – Komisaris PT Agrobisnis Banten Mandiri (Perseroda), Hari Bowo, merupakan lulusan Departemen Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) IPB University. Bagi seorang Hari Bowo, menjadi entrepreneur adalah pilihan hidupnya di usia muda. Ia rela bersusah payah membangun usaha dari bawah, dibanding duduk manis di meja kantor, namun bekerja untuk perusahaan orang lain.
Ia kemudian membangun Villa Ternak Indonesia dan Villa Tani Indonesia. Villa Ternak Indonesia adalah entitas usaha di bidang peternakan dan pertanian terintegrasi. Fokus usaha yang dikembangkan Hari Bowo mencangkup eduwisata peternakan, pakan, layanan aqiqah, penyediaan hewan qurban, pupuk organik, dan pemasaran produk pertanian organik.
Dari penuturannya, semua dimulai ketika masih berkuliah di IPB University. Saat itu, ia mendapat kesempatan berkunjung untuk studi ke Kota Leverkusen, Jerman. Hari Bowo terpilih menjadi duta lingkungan mewakili Indonesia mengikuti ajang “the Top 4 Bayer Young Environmental Envoys” pada tahun 2009. Dan ia merupakan pemenang dan Duta Muda Lingkungan Indonesia pada kegiatan Bayer Young Environmental Envoy di Leverkusen dengan karya “Campaign an Alternative Billboard Design as Air Pollution Reductant Device”. Di sana ia mempelajari sistem pertanian yang modern dan terintegrasi.
Selain ke negara Jerman, ia juga menimba ilmu di University of Sidney, Australia ketika terpilih sebagai Perwakilan Pimpinan Badan Eksekutif Mahasiswa Indonesia. Dari perjalanan studinya di negeri seberang, semakin menguatkan inspirasi serta passion-nya untuk kembali ke desa membangun mode pertanian serta peternakan yang modern. Ia memilih tanah kelahirannya di Cilegon, Banten, untuk mewujudkan cita-citanya memiliki sistem pertanian terpadu yang memberdayakan masyarakat sekitar.
Wakil Presiden Mahasiswa Institut Pertanian Bogor pada 2009 itu menjalani usaha penggemukan sapi pada 2010. Ia hanya memelihara sapi milik orang lain dan menggemukkan untuk dijual sebagai hewan kurban. “Dulu saya cuma broker, saya jual sapi dan mendapat keuntungan dari situ,” jelasnya. Ia menjual sekitar 10 sampai 20 hewan qurban.
Usaha yang digeluti sambil bekerja di salah satu perusahaan badan usaha milik negara (BUMN) Cilegon itu semakin lama semakin mendatangkan keuntungan. Ia terus konsisten hingga di tahun 2015-2016 ia berhasil menjual sebanyak 300-400 hewan qurban.
Atas dasar itulah ia memantapkan diri untuk ekspansi ke unit usaha yang lebih besar. Setelah berjualan hewan qurban sekitar 5 tahun, seperti ditulis alumniipbpedia, dia akhirnya membangun Villa Ternak Indonesia dan Villa Tani Indonesia.
“Pada 2012 berhenti bekerja dan membuka peternakan kambing dan sapi di Tegal Cabe, Kelurahan Citangkil. Saya sewa tanah, dari situ keuntungan saya kumpulkan hingga dapat membeli tanah di Cikerai dan membuat Vila Ternak Cikerai,” tutur pria berusia 30 tahun ini.
Lahan di daerah Cikerai, Cilegon itu disebut sebagai “Tanah Anugerah Tuhan”. Meskipun awalnya tanah di lahan itu tandus, jauh dari perkotaan dan akses menuju lokasi yang kurang baik, namun dengan semangat dan diiringi rasa optimis yang tinggi akhirnya Villa Ternak Indonesia menjadi primadona agrowisata baru di Kota Cilegon.
Villa Ternak Indonesia adalah entitas usaha yang bergerak di bidang peternakan dan pertanian terintegrasi. Fokus usaha yang dikembangkan oleh Hari Bowo ini mencangkup eduwisata peternakan, pakan ternak, layanan aqiqah, penyediaan hewan qurban, penyedia pupuk organik, dan pemasaran produk pertanian organik.
Vila Ternak Cikerai terletak di Pasir Angin, Cikerai, Kecamatan Cibeber. Ketika memasuki kawasan seluas 7.000 meter persegi tersebut, pengunjung disuguhkan dua bangunan dengan bahan utama kayu yang dijadikan untuk spot kuliner. Vila Ternak Cikerai terinspirasi dari beberapa tempat wisata seperti Lactasiva di Bandung, kampung sapi di Malang, dan The Kandang di Depok. “Saat ini (Vila Ternak Cikerai-red) masih sebatas peternakan dan perkebunan. Ke depan akan dibuat arena outbond, camping, flying fox, air softgun, dan tempat lainnya,” jelas anak kedua dari lima bersaudara ini.
Mengaku menghabiskan dana Rp1,5 miliar untuk membeli tanah dan membangun fasilitas Vila Ternak Cikerai, Hari mengungkapkan, pada bulan pertama mendapat omzet Rp50 juta dan Rp100 juta di bulan kedua. “Omzet itu terus kami tingkatkan bersamaan dengan penambahan fasilitas lain,” jelas Duta Lingkungan PT Bayer Indonesia-Jerman itu.
Hingga saat ini, ia memiliki 30 pekerja dari Lingkungan Pasir Angin, Kelurahan Cikerai. “Ini kami lakukan untuk memberdayakan warga Cikerai,” ucapnya.
Selain untuk memberdayakan warga lokal dan mengedukasi siswa TK dan SD, Hari berharap, kesan peternakan yang kotor, bau, dan menjijikkan dapat hilang. “Peternakan bisa dibungkus dengan wisata edukasi, kuliner, dan wahana rekreasi lainnya. Kami harap dengan sendirinya semua bisa support dunia peternakan,” pungkasnya.
Hari Bowo berharap Villa Tani dan Villa Ternak dapat berkonstribusi dalam pembangunan bangsa, terkhusus dalam sektor kedaulatan pangan.“Saya berharap Villa Tani dan Villa Ternak menjadi solusi kedaulatan pangan dan kemajuan pertanian Indonesia. Apalagi sektor agrikultur ini akan menjadi senjata hijau bagi dunia, karena agrikultur is future,” tutur Hari Bowo. [H-4]